Dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog, yang menginformasikan identitas si pengucap dialog. ... Dialog tag biasanya ditandai dengan kata "ujar", "ucap", "kata", dsb.
Netral:
ujar, ucap, kata, cetus, tutur, ungkap, tandas, tanya, sapa, panggil, pungkas, tegas, ajak, pinta.
Netral sebagai respons:
sahut, jawab, balas, terang, jelas, sela, tukas, potong
Ada emosi:
sindir, ejek, hina, cela, kelakar, canda
Emosi bernada tinggi:
teriak, jerit, raung, seru, sergah, murka
Emosi bernada rendah:
bisik, gumam, lirih
Tata Cara Menulis Dialog yang Benar
1. Tanda titik di akhir dialog
Contoh salah : “Aku yakin dia pemenangnya”.
Contoh benar : “Aku yakin dia pemenangnya."
2. Tanda baca ditempatkan sebelum tanda kutip di akhir dialog.
Apabila diiringi narasi, maka ketentuannya seperti ini :
Contoh salah : “Dia memang sangat berbakat.” menatap Bayu kagum.
Contoh benar : “Dia memang sangat berbakat.” Menatap Bayu kagum.
Apa yang membedakannya? Huruf awal narasi. Yap. Huruf awal narasi harus didahului oleh kapital.
Jika narasinya berada di awal, maka ketentuannya seperti ini :
Contoh salah : Andi tersenyum, “Kamu adalah sahabat terbaik.”
Contoh benar : Andi tersenyum. “Kamu adalah sahabat terbaik.”
Perbedaannya apa? Penggunaan tanda baca. Yup! Yang pertama kenapa salah? Kan, huruf awal dalam dialognya udah benar … pakai kapital? Emang, sih. Tapi, penulis menggunakan tanda baca koma (,) yang seharusnya titik (.)
3.Penggunaan tanda koma di akhir dialog
Apa itu dialog tag? Dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog. Fungsinya menginformasikan si pengucap kepada pembaca. Selain itu, dialog tag di gunakan apabila dialog tersebut isinya tentang pengungkapan sesuatu. Diawali dengan huruf kecil setelah tanda petik. Dan di tandai dengan : “ujar, kata, pekik, sambung, tukas, ungkap, dan lain sebagainya.”
Contoh salah : “Aku yang membuang kucing itu.” Ungkap Daniel.
Contoh benar : “Aku yang membuang kucing itu,” ungkap Daniel.
Dimana perbedaannya? Coba perhatikan. Contoh awal, tanda bacanya adalah (.) yang seharusnya (,).
Kemudian, huruf awal setelah dialog adalah besar. Padahal, seharusnya huruf awalnya adalah kecil.
Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh salah : Salsa berkata. “Sepeda barumu kupinjam.”
Contoh benar : Salsa berkata, “Sepeda barumu kupinjam.”
frase sejenis “Ungkap Daniel” dan “Salsa berkata” itulah yang disebut sebagai Dialog Tag.
Apabila dialog tagnya berada di awal seperti contoh Salsa, maka setelah kata “Salsa berkata” diberi tanda baca koma (,) baru kemudian memulai dialog dan di akhiri dengan tanda baca titik (.) sebelum tanda kutip penutup sebagai tanda baca.
Apabila dialog tag berada di akhir seperti contoh Daniel, maka gunakan tanda baca koma (,) sebelum tanda kutip penutup dalam dialog.
Catatan : Ingat. Huruf awal setelah dialog adalah huruf kecil.
4. Penggunaan tanda seru di akhir dialog
Tanda seru biasanya di gunakan untuk menegaskan, memberi peringatan, ungkapan marah dan berteriak.
Perhatikan contoh A
Contoh salah : “Pergi dari rumahku sekarang.” bentak Rafli.
Contoh benar : “Pergi dari rumahku sekarang!” bentak Rafli.
Kenapa contoh awal salah dan contoh kedua benar?
Lihatlah narasi setelah dialog. Di situ, narasinya adalah “Bentak” yang mana sudah pasti intonasinya tinggi, bukan? Untuk itulah, tanda bacanya menggunakan (!).
Perhatikan contoh B
Contoh salah : “Aku tidak sejahat itu!” ucapnya lirih.
Contoh benar : “Aku tidak sejahat itu …,” ucapnya lirih.
Kenapa contoh awal salah?
Padahal, itu sebuah bentuk penegasan. Dia menegaskan bahwa dia tidak sejahat yang orang kira. Kalau dilihat dari segi ungkapan memang benar.
Lalu apa yang salah?
Narasinya. Coba perhatikan lebih detail. Penulis memberi narasi “ucapnya lirih.” yang mana kata lirih intonasinya rendah. Tidak sesuai dengan pengertian tanda seru itu sendiri, bukan? Jadi, harus di perhatikan baik-baik ya, guys.
Catatan : Apabila ingin menggunakan contoh B (contoh salah), maka setelah dialog tidak usah menggunakan narasi lagi.
“Aku tidak sejahat itu!”
5. Penggunaan tanda tanya di akhir dialog
Tanda tanya digunakan untuk melenggapi kalimat tanya.
Contoh salah : “Sedang apa kamu di sini?”, Tanya Kanza.
Contoh benar : “Sedang apa kamu di sini?” tanya Kanza.
Contoh awal salah karena setelah tanda kutip di akhir dialog, penulis kembali menggunakan tanda baca. Itu jelas salah karena menggunakan dua tanda baca. Selain itu, posisinya pun tidak sesuai aturan. Jadi, buanglah tanda koma pada tempatnya dan lagi, huruf awal dalam narasi menggunakan huruf kapital, yang mana seharusnya menggunakan huruf kecil.
Catatan : Setiap dialog yang menggunakan tanda tanya atau tanda seru, narasinya di awali dengan huruf kecil. (teriaknya; tanyanya.)
Perhatikan contoh :
“Apa kau yang melukainya?” Melirik ke arah wanita di sampingnya.
Kenapa huruf awal dalam narasinya kapital? Yup! Karena sudah beda kalimat. “Melirik wanita di sampingnya” di katakan sebagai kalimat baru.
Berbeda apabila kalimatnya seperti ini :
“Apa kau yang melukainya?” tanya Arsyil melirik wanita di sampingnya.
Betul! Karena diawali dengan kata seperti (tanya, selidik, dan lain-lain). Dan itu dikatakan masih dalam satu kalimat.
6. Tanda Elipsis atau Titik tiga (…)
Tanda ini biasanya digunakan untuk memberikan jeda pada dialog.
Contohnya :
“Jadi … kau benar-benar menolakku?”
Perhatikan teknik penggunaannya. Cara menggunakan elipsis dalam dialog adalah ketika ada jeda dalam dialog tersebut. Sebelum menggunakan elipsis, beri spasi terlebih dahulu. Setelah menggunakannya pun beri spasi lagi. Kemudian silahkan mulai kata selanjutnya. Ingat, kata baru setelah elipsis huruf awalnya harus kecil. Lihat contoh untuk pehamaman lebih detail.
Nah, bagaimana bila elipsisnya berada di akhir?
Perhatikan contoh di bawah ini.
Contoh 1
“Jangan menangis lagi. Kumohon ….”
Contoh 2
“Jangan menangis lagi. Kumohon …,” ucap Billy pelan.
Contoh 1 bukan dialog tag, karena itu diakhiri titik, sedangkan dialog tag bisa diakhiri (,), (!), atau (?).
7. Penggunaan en dash (—) dalam dialog
Biasanya digunakan untuk dialog yang terputus-putus atau terpotong.
Contoh 1 :
“Ti— tidak. Bukan itu maksudku.” (terputus-putus).
Contoh 2:
“Jadi kau pe—” (terpotong karena seseorang langsung menyergah ucapannya).
“Iya. Aku pelakunya,” ucap Andra cepat.
8. Penggunaan kata “kan” dalam dialog
Perhatikan contoh di bawah ini.
Contoh :
“Dia itu kekasihmu, 'kan?”
Perhatikan cara meletakannya. Tak jarang kita menemukan kalimat seperti ini dalam beberapa cerita.
Letakkan tanda (,) sebelum menulis kata “'kan” dalam dialog. Mengapa juga diberi tanda petik? Karena merupakan apostrof, sehingga ditulis menjadi 'kan.
Contoh serupa :
“Belajar yang rajin ya, Nak.”
Kalimat seperti itupun berlalu penggunaan tanda (,) sebelum kata “Nak.”
Catatan : kata “Nak” dalam dialog huruf awalnya besar, karena itu merupakan panggilan pengganti untuk seorang anak. (Nak, Nduk, Non, dll).
Berlaku juga untuk kata panggilan seperti :
“Warna senja itu indah. Iya 'kan, Kak?”
“Aku tidak bohong kok, Bun.”
9. Penggunaan nama dan panggilan dalam dialog
Contoh 1 :
“Aku harap Ayah merestui pernikahan kami,” ucap David penuh harap
Contoh 2 :
“Aku berharap ayahmu merestui pernikahan kita,” kata Nia lirih.
Perhatikan antara contoh satu dan dua. Di contoh pertama, kata “Ayah” diawali dengan huruf kapital. Kenapa? Karena orang yang di maksud ada di sana. Atau terlibat dalam percakapan tersebut.
Sedangkan di contoh kedua, kata “ayah” di awali dengan huruf kecil yang mana menandakan sang ayah tidak ada di sana. Atau tidak terlibat dalam percakapan tersebut.
Contoh 3 :
“Terima kasih Pak Aldi atas kerjasamanya.”
Kata pak diawali huruf kapital karena merupakan sapaan. Pun dengan gelar dan julukan, harus diawali huruf kapital..
Author : Syltrawberry